03.38 -
No comments


The Most Bullshit Thing
The most bullshit thing I ever know in this world.
Hal paling omong kosong yang ada di dunia ini menurut
gue adalah PERBEDAAN. Kenapa? Karena ini adalah hal yang selalu dihindari sama
sebagian besar orang, padahal orang ‘pinter’ bilang kalo perbedaan itu
menyatukan segalanya.
Oh ya? Coba deh tengok di Negara kita. Apa iya
perbedaan itu menyatukan segalanya?
Pertama, perbedaan usia. Coba deh, anak mana yang gak
pernah bentrok atau konflik sama orang tuanya? Gue berani jamin, gak ada,
kecuali mereka udah gak punya atau gak pernah ketemu sama orang tuanya. Tapi
orang tua itu bukan Cuma bonyok kita aja. Guru, tetangga, kakak, atau siapa pun
yang lebih tua itu orang tua kita. Back
to topic, aoa alesan mendasar kalo kita lagi selisih paham sama orang tua
kita? Simpel kok. Beda jaman.
Ya kan? Gak sedikit dari kita yang selalu bilang kalo
kita itu hidup dan besar di zaman yang beda sama orang tua kita. Oke, gue
akuin. Jangankan sama orang tua yang jarak umurnya jauh banget. Sama adek-adek
kecil yang sekarang kira-kira umur 5 tahun aja udah beda banget dan bikin
enggak klop. Jaman kita seumuran mereka kita masih main engklek, tom and jerry,
dakon, domikado, PPO, petak umpet, dan sebagainya. Anak sekarang? Oooh, gadget
dong.
Yang kedua, perbedaan gender atau
jenis kelamin. Contoh konkrit, waktu Megawati Soekarnoputri jadi presiden RI,
apa yang terjadi? Banyak banget yang protes kalo cewek gak bakalan bisa jadi
presiden. Oh ya? Nyatanya waktu kepemimpinan beliau, Indonesia baik-baik aja
tuh.
Jadi,
kalau masih banyak kata-kata “lho, kan kamu cewek” atau “yang cowok aja”.
Please deh, kita kan sama. Udah ada Raden Ajeng Kartini yang berjuang buat kita
kaum cewek, masa kita nggak mau sih menghargai usaha dan jasa beliau?
Emang
sih, enggak semua kerjaan bisa dilakukin cewek, tapi seenggaknya, nggak semua
kegiatan “cowok” dilakukin sama cowok melulu. Ya kan? Contohnya deh, kalo atap
rumah gue bocor, bukan kakak cowok gue yang manjat terus mbenerin tapi mama
gue. Terus kalo ada nangka yang mateng terus perlu urusan manjat-manjat, bukan
kaka gue juga yang manjat, tapi gue. Nah, gak semuanya harus cowok yang
ngerjain.
Dan yang ketiga, perbedaan yang paling
klise. Keyakinan. Ini adalah perbedaan yang paling”sesuatu”.
Punya pemimpin yang non (lo tau yang
gue maksud), udah pada ribut. Padahal, please
deh, Negara kita Negara Bhineka Tunggal Ika, perbedaan namun tetap satu juga. Right? Emang apa yang salah sama
pemimpin yang non? Oke, gue juga non, dan ini bukan berarti pembelaan. Gue Cuma
bicara fakta. Oke? Fakta dan bukan fuckta.
Terus di sekolah, terutama sekolah negeri. Kalo ada
pelajaran agama, yang non pasti disuruh keluar kelas dan pindah kelas kan?
Kelas agama buat non juga kecil, bahkan di sekolah X, kelas buat agama non itu
kecil-sumpek-dan-jauh-dari-kriteria-ruangan-layak-pakai. Terus buat acara atau event sekolah, buat anak-anak non gak
punya acara yang bener-bener diekspos kan? Palingan juga acara yang Cuma anak-anak
non itu aja yang tau. Dan menurut gue, itu sangat-amat-teramat tidak adil J
Terus yang paling gencar adalah gak
bolehnya nikah beda agama. Sebenernya gue setuju sama aturan ini, kenapa?
Karena kasian anaknya ntar. Gue tinggal di keluarga yang punya dua agama. Dan rasanya
nggak enak banget. Kalo lagi ke gereja gue sering iri sama temen-temen gue yang
ke gereja bareng-bareng sama keluarganya. Utuh. Sedangkan gue Cuma sama kakak
gue.
Tapi aturan ini juga ada buruknya. Gak
jarang kan orang pindah agama Cuma demi bisa nikah sama kekasihnya? Bukan
karena dia percaya sama apa yang dipercaya kekasihnya. Itu adalah hal termiris
menurut gue. Gue punya pacar yang beda agama. Gue pengen banget dia ikut
keyakinan sama gue. Tapi BUKAN karena dia sayang sama gue. Tapi gue pengen, dia
pindah karena dia SAYANG sama Tuhan gue. Dan PERCAYA sama Dia.
Lo pasti juga punya
hal-teromong-kosong-di-dunia-ini. Tapi itu menurut gue dan menurut pengalaman
gue.
So, gak selamanya perbedaan bisa menyatukan segalanya..
0 komentar:
Posting Komentar