07.50 -
No comments


Ariana - 9
Sore
ini Mira main ke rumah gue. Dia bener-bener tempat sampah yang baik buat gue. Sahabatan
dari kelas satu SD nggak bikin dia bosen apalagi enek sama cerita-cerita gue
yang selalu mendominasi hidup dia, apalagi soal cowok.
Dia
kebalikan banget sama gue. Gue cerewet, dia juga cerewet sih. Gue nggak
berpikir panjang, dia berpikir puanjaaaaangggggg banget. Gue nggak punya malu,
dia pemalu. Gue suka gonta-ganti cowok, dia suka gonta-ganti peliharaan kucing.
Pokoknya beda lah.
Apalagi
akhir-akhir ini. Gue selalu cerita ke dia tentang Vano dan pasangan candle gue
yang masih anonim. Dan dia dengan sabar nanggepin semua celoteh gue meskipun
gue tau dia juga belum dapet pasangan candle.
“Rin,
udah punya pasangan candle?” tiba-tiba Ino BBM gue. Gue sempet bingung. Masa Ino
mau ngajak gue candle? Dia kan udah ngajak Fia, dan Fia mau.
“Belum.
Kenapa?”
“Dika
mau ngajak lo.”
WHAT?!
Dika?
Dika pacarnya Dea yang dulu pernah mau gue comblangin sama Rena? Nggak nggak. Ini
nggak boleh terjadi. Tapi gue juga nggak bisa kek gini terus tanpa kejelasan
dari Vano.
“Oh,
suruh ngajak sendirilah. Masa ngajak candle lewat temen. Nggak gentle.” Jawab gue.
“Oke
oke, santai bos. Aku kasih kontakmu ke dia ya.”
“Oke.”
Gue
bingung. Ino, Dika, sama Vano kan temen satu komplotan? Masa iya Dika mau
nikung temen sendiri? Sama gue lagi. Cih.
0 komentar:
Posting Komentar